Pesan, Nasehat dan Wasiat KH. Ahmad Dahlan
KH.
Ahmad Dahlan adalah Pendiri Organisasi Muhammadiyah dan Hizbul Wathan.
Selain tokoh masyarakat beliau adalah tokoh nasional. Atas jasa-jasa KH.
Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia melalui
pembaharuan Islam dan pendidikan, maka Pemerintah Republik Indonesia
menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden
no. 657 tahun 1961. Kisah hidup dan perjuangan Ahmad Dahlan mendirikan
Muhammadyah diangkat ke layar lebar dengan judul Sang Pencerah. Tidak
hanya menceritakan tentang sejarah kisah Ahmad Dahlan, film ini juga
bercerita tentang perjuangan dan semangat patriotisme anak muda dalam
merepresentasikan pemikiran-pemikirannya yang dianggap bertentangan
dengan pemahaman agama dan budaya pada masa itu, dengan latar belakang
suasana Kebangkitan Nasional. Berikut adalah beberapa Pesan, Nasehat dan
Wasiat KH. Ahmad Dahlan :
Tulisan ditulis dengan berbahasa arab yang artinya:
"Hai
Dahlan, sungguh di depanmu pasti kau lihat perkara yang lebih besar dan
mematikan, mungkin engkau selamat atau sebaliknya akan tewas.
Hai
Dahlan, bayangkan kau sedang berada di dunia ini sedirian beserta Allah
dan dimukamu ada kematian, pengadilan amal, surga, dan neraka. Coba kau
piker, mana yang paling mendekati dirimu selain kematian. Mereka yang
menyukai dunia bisa memperoleh dunia walaupun tanpa sekolah. Sementara
yang sekolah dengan sungguh-sungguh karena mencintai akhirat ternyata
tidak pernah naik kelas. Gambaran ini melukiskan orang-orang yang celaka
di dunia dan akhirat sebagai akibat dari tidak bisa mengekang
hawa-nafsunya. Apakah kau tidak bisa melihat orang-orang yang
mempertuhankan hawa nafsu?"
Sumber:
Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam
Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
KH. Ahmad Dahlan Berkata:
"Mengapa
engkau begitu bersemangat saat mendirikan rumahmu agar cepat selesai,
sedangkan gedung untuk keperluan persyarikatan Muhammadiyah tidak engkau
perhatikan dan tidak segera diselesaikan?"
Sumber:
Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam
Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
"Aku
ini sudah tua, berusia lanjut, kekuatanku pun sudah sangat terbatas.
Tapi, aku tetap memaksakan diri memenuhi kewajibanku beramal, bekerja,
dan berjuang untuk menegakkan dan menjunjung tinggi perintah tuhan. Aku
sangat yakin seyakin-yakinnya bahwa memperbaiki urusan yang terlanjur
salah dan disalahgunakan atau diselewengkan adalah merupakan kewajiban
setiap manusia, terutama kewajiban umat Islam."
Sumber:
Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam
Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
"Menjaga
dan memelihara Muhammadiyah bukanlah suatu perkara yang mudah. Karena
itu aku senantiasa berdoa setiap saat hingga saat-saat terakhir aku akan
menghadap kepada Illahi Rabbi. Aku juga berdoa berkat dan keridlaan
serta limpahan rahmat karunia Illahi agar Muhammadiyah tetap maju dan
bisa memberikan manfaat bagi seluruh ummat manusia sepanjang sejarah
dari zaman ke zaman."
Sumber:
Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam
Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
"Muhammadiyah
pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang.
Karena itu hendaklah warga muda-mudi Muhammadiyah hendaklah terus
menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan (dan
teknologi) di mana dan ke mana saja. Menjadilah dokter sesudah itu
kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan
(propesional) lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu."
Sumber:
Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam
Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
KH. Ahmad Dahlan berkata:
"Mengingat
keadaan tubuhku kiranya aku tidak lama lagi akan meninggalkan
anak-anakku semua sedangkan aku tidak memiliki harta benda yang bisa
kutinggalkan kepadamu. Aku hanya memiliki Muhammadiyah yang akan
kuwariskan kepadamu sekalian."
"Karena
itu, aku titipkan Muhammadiyah ini kepadamu sekalian dengan penuh
harapan agar engkau sekalian mau memelihara dan menjaga Muhammadiyah itu
dengan sepenuh hati agar Muhammadiyah bisa terus berkembang selamanya."
Sumber:
Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam
Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
"Usaha
berjuang dan beramal tersebut aku lakukan dengan mendirikan
persyarikatan yang aku beri nama Muhammadiyah. Dengan itu aku berharap
kepada seluruh umat yang berjiwa Islam akan selalu tetap mencintai
junjungan Nabi Muhammad dengan mengamalkan segala tuntunan dan
perintahnya."
Sumber:
Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam
Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
Tidak Menduakan Muhammadiyah dengan organisasi lain;
tidak dendam, tidak marah, dan tidak sakit hati jika dicela dan dikritik;
tidak sombang dan tidak berbesar hati jika menerima pujian;
tidak jubria (ujub, kikir, dan ria);
Mengorbankan harta benda, pikiran, dan tenaga dengan hati ikhlas dan murni;
bersungguh hati terhadap pendirian.
Sumber:
Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam
Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
Menurut
pendapat KH. Ahmad Dahlan, kemunduran umat Islam karena sebagian besar
umat Islam terlalu jauh meninggalkan ajaran Islam. Selain itu disebabkan
pula oleh kemerosotan akhlak sehingga penuh ketakutan seperti kambing
dan tidak lagi memiliki keberanian seperti harimau. KH. Ahmad Dahlan
berkata:
"Karena
itu, aku terus memperbanyak amal dan berjuang bersama anak-anakku
sekalian untuk menegakkan akhlak dan moral yang sudah bengkok. Kusadari
bahwa menegakkan akhlak dan moral serta berbagai persoalan Islam yang
sudah bengkok memang merupakan tugas berat dan sulit."
Lalu beliau melanjutkan:
"Namun
demikian, jika kita terus bekerta dengan rajin disertai kesungguhan,
kemauan keras, dan kesadaran tugas yang tinggi, maka insya Allah tuhan
akan memberi jalan dan pertolongan-Nya akan segera tiba."
Sumber:
Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam
Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
KH. Ahmad Dahlan berkata :
"Hendaklah
setiap warga Muhammadiyah jangan tergesa-gesa menyanggupi suatu tugas
yang ditetapkan oleh sidang persyarikatan. Telitilah terlebih dahulu
keputusan siding yang menetapkan engkau untuk melakukan suatu tugas
apakah pemenuhan tugas itu bersamaan dengan tugas yang telah engkau
sanggupi sebelumnya. Jika itu terjadi, hendaklah kau permudah memenuhi
tugas dalam waktu yang tidak bersamaan dengan tugas lainnya, agar engkau
tidak mudah mempermainkan keputusan sidang dengan hanya mengirimkan
surat atau memberi tahu ketika mendapati waktu pemenuhan tugas itu
bersamaan dengan tugas lainnya yang telah engkau snggupi sebelumnya."
Sumber:
Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam
Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
KH. Ahmad Dahlan Berkata:
"Hendaklah
engkau tidak gampang melibatkan diri dalam perebutan tanah sehingga
bertengkar dan berselisih, apalagi bertengkar dan berselisih di muka
pengadilan. Jika itu engkau lakukan, maka Allah akan menjauhkanmu
memperoleh rejeki dari tuhan."
Sumber:
Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam
Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
Suatu
ketika, KH. Ahmad Dahlan bertanya kepada anak-anak muda perempuan
Muhammadiyah, "Apakah kamu tidak malu jika auratmu dilihat kaum lelaki?"
Anak-anak muda perempuan itu serentak menjawab bahwa mereka akan malu
sekali jika hal itu terjadi. Kiai lalu berkata: "jika kau malu, mengapa
jika kau sakit lalu pergi ke dokter laki-laki, apalagi ketika hendak
melahirkan anak. Jika kau memang benar-benar malu, hendaknya kau terus
belajar dan belajar dan jadilah dokter sehingga akan ada dokter
perempuan untuk kaum perempuan!"
Sumber:
Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam
Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
KH. Ahmad Dahlan Berkata:
"Di
masa yang akan datang, anak-anak warga Muhammadiyah tidak hanya akan
tersebar di seantero tanah air, tapi akan tersebar ke seluruh dunia.
Penyebaran anak-anak muda Muhammadiyah tersebut juga bukan semata-mata
karena tugas keilmuan, melainkan juga akibat hubungan perkawinan."
Sumber:
Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam
Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
KH. Ahmad Dahlan berkata:
"Jika
engkau meminta izin tidak melakukan suatu pekerjaan yang telah
ditetapkan oleh suatu keputusan sidang persyarikatan seperti untuk
bertabligh, janganlah engkau meminta izin kepadaku, tapi memintalah izin
kepada Tuhan dengan mengemukakan alasan-alasan. Beranikah engkau
mempertanggungjawabkan tindakanmu itu kepada-Nya?"
"Jika
engkau meminta izin tidak memenuhi tugas tersebut karena alasan tidak
mampu, maka beruntunglah engkau! Aku akan mengajarkan kepadamu bagaimana
memenuhi tugas tersebut. Tapi, jika engkau meminta izin tidak memenuhi
tugas tersebut hanya karena sekedar enggan, maka tiadalah orang yang
bisa mengatasi seseorang yang memang tidak mau memenuhi tugas. Janganlah
persoalan rumah tangga dijadikan halangan memenuhi tugas
kemasyarakatan!"
Sumber:
Mulkhan,
Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam
Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.
( by: http://www.gkhwklaten.org )